Terkadang dalam perjuangan kita berada dalam kesendirian.
Mengobati luka dan menghapus duka sendirian. Keimanan dan sikap tawakal
lah yang membuat diri selalu yakin bahwa kita pasti menang.
Kesendirian
mengantarkan kita memasuki istana Allah yang megah. Mengajarkan kepada
kita bahwa hanya Allah lah tempat bersandar. Tempat mengadu. Tempat
meminta. Tempat bersimpuh dan berusujud. Tempat kita berbagi cerita dan
derita. Allah lah tempat kita mengembalikan semua masalah. Dan pada
akhirnya setelah kita berserah diri, Allah karuniakan energi baru untuk
bangkit. Untuk terus berdiri tegar menghadapi setiap tantangan dan ujian
dalam kehidupan.
Bulir – bulir air mata saat kita
merendahan diri di hadapan Nya, menyuburkan taman – taman keimanan dalam
hati. Menumbuhkan kembali bunga – bunga harapan yang mungkin nyaris
layu beriring waktu.
Kepala yang semakin tertunduk seiring
hati yang menderu dan tubuh yang bergetar, mengantarkan kenikmatan yang
tak terlukiskan oleh kata maupun pena. Sebuah perjalanan jiwa yang
menenteramkan mata, menyejukkan hati dan melapangkan dada. Seolah kita
sedang mereguk sepuas – puasnya air dari telaga Syurga atau sedang
menghirup dalam – dalam wewangian Syurga.
Kesendirian
dalam perjuangan bukan berarti keluar dari fitrah manusia untuk
bekerjasama. kesendirian adalah saat – saat dimana engkau dipercaya
untuk berhadapan dengan masalah sendirian lalu membawa kemenangan dan
kebahagiaan untuk semua orang.
Engkau yang terpilih.
Akankah engkau menjawab panggilan ini? Akankah engkau memikul amanah
yang bahkan Gunung dan Matahari enggan untuk memikulnya?
Akankah kalian akan saling berlomba dalam mengapai RidhaNYA?
Angkat dagumu
Sebab masa depan bukan dibelakangmu
Kepalkan tanganmu
Sebab kau haram menyerah
Pandanglah mentari hingga ia terbakar
Dan membakar segala ragu
Petiklah bintang hingga ia berjatuhan dalam hatimu
Agar kau tak hilang arah
Elang terbang karena ia mengepakkan sayapnya
Air jernih karena ia terus mengalir
Hanya kematian yang membuamu berhenti
Sebab langkahmu telah diberkahi Sang Pencipta
-Tulisan, 2009-
Selasa, 12 Februari 2013
Chapter III - Conviction..!
Diposting oleh Arya Dwihening Putra di Selasa, Februari 12, 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar