CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Selasa, 12 Februari 2013

Chapter III - Conviction..!


Terkadang dalam perjuangan kita berada dalam kesendirian. Mengobati luka dan menghapus duka sendirian. Keimanan dan sikap tawakal lah yang membuat diri selalu yakin bahwa kita pasti menang.

Kesendirian mengantarkan kita memasuki istana Allah yang megah. Mengajarkan kepada kita bahwa hanya Allah lah tempat bersandar. Tempat mengadu. Tempat meminta. Tempat bersimpuh dan berusujud. Tempat kita berbagi cerita dan derita. Allah lah tempat kita mengembalikan semua masalah. Dan pada akhirnya setelah kita berserah diri, Allah karuniakan energi baru untuk bangkit. Untuk terus berdiri tegar menghadapi setiap tantangan dan ujian dalam kehidupan.

Bulir – bulir air mata saat kita merendahan diri di hadapan Nya, menyuburkan taman – taman keimanan dalam hati. Menumbuhkan kembali bunga – bunga harapan yang mungkin nyaris layu beriring waktu.

Kepala yang semakin tertunduk seiring hati yang menderu dan tubuh yang bergetar, mengantarkan kenikmatan yang tak terlukiskan oleh kata maupun pena. Sebuah perjalanan jiwa yang menenteramkan mata, menyejukkan hati dan melapangkan dada. Seolah kita sedang mereguk sepuas – puasnya air dari telaga Syurga atau sedang menghirup dalam – dalam wewangian Syurga.

Kesendirian dalam perjuangan bukan berarti keluar dari fitrah manusia untuk bekerjasama. kesendirian adalah saat – saat dimana engkau dipercaya untuk berhadapan dengan masalah sendirian lalu membawa kemenangan dan kebahagiaan untuk semua orang.

Engkau yang terpilih. Akankah engkau menjawab panggilan ini? Akankah engkau memikul amanah yang bahkan Gunung dan Matahari enggan untuk memikulnya? 
Akankah kalian akan saling berlomba dalam mengapai RidhaNYA?

Angkat dagumu
Sebab masa depan bukan dibelakangmu

Kepalkan tanganmu
Sebab kau haram menyerah

Pandanglah mentari hingga ia terbakar
Dan membakar segala ragu

Petiklah bintang hingga ia berjatuhan dalam hatimu
Agar kau tak hilang arah

Elang terbang karena ia mengepakkan sayapnya
Air jernih karena ia terus mengalir

Hanya kematian yang membuamu berhenti
Sebab langkahmu telah diberkahi Sang Pencipta

-Tulisan, 2009-

0 komentar: